Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Formula Bunyi (Asonansi dan Aliterasi)

Menurut Preminger dkk (Badrun, 2003:29-30) Aliterasi adalah perulangan bunyi-bunyi atau suku kata yang sama dalam dua kata atau lebih dalam satu atau beberapa larik yang menghasilkan efek-efek artistik yang nyata. Aliterasi dapat terjadi baik secara disengaja maupun tidak disengaja. Aliterasi dapat menghasilkan tekanan dan bunyi indah yang sama dengan efek tekanan dari rima akhir. Jenis aliterasi yan paling umum adalah bunyi awal (yang umum disebut adalah rima awal/rima kepala), terutama rima dari konsonan atau kelompok konsonan. Akan tetapi aliterasi bisa saja dihasilkan dari efek pengulangan konsonan, vokal atau gabungan konsonan vokal, baik berada di tengah maupun akhir. Menurut Attenbernd dan Leslie L. Lewis, aliterasi adalah perulangan bunyi konsonan dalam kata.

Pendapat di atas menegaskan bahwa aliterasi bukan saja mencakup persamaan bunyi pada awal kata, melainkan juga pada posisi tengah atau akhir kata, bahkan dapat berkombinasi dengan vokal Badrun (2003:30).

Efek yang ditimbulkan oleh aliterasi berbeda dengan efek yang ditimbulkan oleh asonansi (persamaan bunyi vokal). Secara umum, efek asonansi lebih halus dari aliterasi. Akan tetapi, sulit dibedakan antara efek yang ditimbulkan asonansi dan aliterasi pada kata-kata yang digunakan pencipta (ada kata yang merdu dan tidak merdu). Dengan kata lain hal itu ditentukan oleh jenis konsonan dan vokal yang membentuk kata. Menurut Slamet Muljana (Badrun, 2003:30-31), penyair dan sajaknya banyak menggunakan bunyi yang berkaitan dengan lambang rasa, lambang rasa berhubungan dengan suasana hati. Vokal e dan i terasa ringan, tinggi dan kecil dapat melukiskan suasana hati yang ringan dan riang. Bunyi k, p, t, s, f lebih ringan daripada konsonan b, d, g, z, v, w yang berat. Bunyi Vokal a, o, dan u terasa berat dan rendah. Bunyi-bunyi yang berat cocok untuk melukiskan perasaan sedih, gundah, dan murung (Badrun, 2003:30-31).

Menurut Luxemburg dkk (1984:196) aliterasi berfungsi mendekatkan kata-kata lepas dari hubungan semantik biasa. Selain itu aliterasi menekankan struktur ritmik sebuah larik dan memberi tekanan tambahan kepada kata-kata yang bersangkutan. Sedangkan asonansi sering dipergunakan dalam simbolik bunyi.

Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi

Artikel Terkait (Skripsi)

1 komentar untuk "Formula Bunyi (Asonansi dan Aliterasi)"

  1. Terima kasih atas informasinya..
    saya harap nanti bisa ditambahkan contoh kalimatnya. sehingga pembaca menjadi lebih mengerti...

    BalasHapus