Formula Bunyi (Rima)
Rima dapat didefenisikan sebagai kemiripan bunyi antara suku-suku kata. Altendernd dan Leslie L. Lewis (Badrun,2003:28-29) menyatakan bahwa rima adalah baris-baris sajak mengandung rima atau mempunyai skema rima suku kata terakhir dari kata-kata yang menduduki posisi akhir memiliki bunyi yang sama. Maksudnya, dengan akhir kata adalah vokal dari suku kata terakhir yang diberi tekanan dan bunyi-bunyi lain yang mengikutinya.
Rima yang dikenal adalah rima akhir. Selain rima akhir, sebenarnya masih ada rima lain. Misalnya rima tidak sempurna, rima dalam, aliterasi dan asonansi. Rima tidak sempurna terjadi kalau binyi-bunyi tidak sama tetapi hanya mirip. Rim terjadi kalau persamaan bunyi itu terdapat dalam satu larik Attenbernd dan Leslie L. Lewis (Badrun, 2003:29). Rima dalam muncul bila dua atau lebih rima kata-kata terdapat dalam satu larik Cuddon (Badrun, 2003:29).
Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi
Artikel Terkait (Skripsi)
Rima yang dikenal adalah rima akhir. Selain rima akhir, sebenarnya masih ada rima lain. Misalnya rima tidak sempurna, rima dalam, aliterasi dan asonansi. Rima tidak sempurna terjadi kalau binyi-bunyi tidak sama tetapi hanya mirip. Rim terjadi kalau persamaan bunyi itu terdapat dalam satu larik Attenbernd dan Leslie L. Lewis (Badrun, 2003:29). Rima dalam muncul bila dua atau lebih rima kata-kata terdapat dalam satu larik Cuddon (Badrun, 2003:29).
Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi
Artikel Terkait (Skripsi)
Posting Komentar untuk "Formula Bunyi (Rima)"