Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Formula Bunyi Umpasa Pernikahan II

Adapun formula bunyi yang dibicarakan adalah rima, asonansi dan aliterasi. Untuk lebih jelasnya, berikut analisisnya.

Rima
Pada umpasa pernikahan II ini ditemukan pasangan kata yang membentuk rima, bergantung pada bunyi yang mengakhirinya. Hal ini menjadikan umpasa pernikahan II ini indah dan enak didengar. Untuk lebih jelasnya perhatikan teks umpasa berikut.

Uratni pogei purba
Toras hayu ampuspus
Sayur nasiam matua
Horas anak ipupus

Pada teks umpasa pernikahan II di atas ditemukan rima bersilang pada kata terakhir setiap larik di akhir suku kata. Baris pertama berima dengan baris ketiga, sedangkan baris kedua berima dengan baris kempat. Kata purba pada larik pertama berpasangan dengan kata matua pada larik ketiga. kedua kata ini memiliki rima tidak sempurna, karena hanya sebagian suku kata akhir yang sama. Kata ampuspus pada larik kedua berpasangan dengan ipupus pada larik keempat. Kedua kata ini memiliki rima yang sempurna, karena seluruh suku kata berima sama.

Asonansi dan Aliterasi
Pada larik pertama umpasa Pernikahan II terjadi pengulangan bunyi vokal /a/, bunyi vokal /u/ dan bunyi vokal /i/ yang berkombinasi dengan beberapa bunyi konsonan. Bunyi vokal /u/, vokal /a/ dan vokal /i/ berkombinasi dengan konsonan /r/ bersuara getar, /t/ tidak bersuara dan /n/ bersuara nasal pada kata /uratni/. Bunyi vokal /o/, vokal /e/ dan vokal /i/ berkombinasi dengan konsonan /p/ tidak bersuara dan /g/ bersuara berat pada kata /pogei/. Bunyi vokal /u/ dan bunyi vokal /a/ berkombinasi dengan konsonan /p/ tidak bersuara, /r/ bersuara getar, dan /b/ bersuara berat pada kata /purba/. Paduan bunyi vokal /a/ pada kata pertama menyebabkan asonansi lancar, sedangkan paduan bunyi konsonan /a/ pada kata ketiga menyebabkan asonansi kurang lancar. Paduan bunyi vokal /i/ pada kata pertama dan kedua menyebabkan asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /o/ pada kata kedua menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi /e/ pada kata kedua menyebabkan asonansi kurang lancar. Paduan bunyi vokal /u/ pada kata pertama dan ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar.

Pada larik kedua umpasa pernikahan II terjadi pengulangan bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/. Bunyi vokal /o/ dan bunyi vokal /a/ berkombinasi dengan konsonan /t/ tidak bersuara, /r/ bersuara getar dan /s/ tidak bersuara pada kata /toras/. Bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/ berkombinasi dengan konsonan /h/ tidak bersuara dan /y/ bersuara nasal pada kata /hayu/. Bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/ berkombinasi dengan konsonan /m/ bersuara nasal, /p/ tidak bersuara dan /s/ tidak bersuara pada kata /ampuspus/. Paduan bunyi vokal /o/ pada kata pertama menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /a/ pada kata pertama, kedua dan ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /u/ pada kata kedua dan ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar.

Pada larik ketiga umpasa pernikahan II terjadi pengulangan bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/. Bunyi vokal /a/ dan vokal /u/ berkombinasi dengan konsonan /s/ tidak bersuara, /y/ bersuara nasal dan /r/ bersuara getar pada kata /sayur/. Bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /i/ berkombinasi dengan konsonan /n/ bersuara nasal, /s/ tidak bersuara dan /m/ bersuara nasal pada kata /nasiam/. Bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/ berkombinasi dengan konsonan /m/ bersuara nasal dan /t/ tidak bersuara pada kata /matua/. Paduan vokal /a/ pada kata pertama, kedua dan ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /u/ pada kata pertama dan ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /i/ pada kata kedua menyebabkan bunyi asonansi lancar.

Pada larik keempat umpasa pernikahan II terjadi pengulangan bunyi vokal /a/ dan bunyi vokal /u/. Bunyi vokal /o/ dan bunyi vokal /a/ berkombinasi dengan konsonan /h/ tidak bersuara, /r/ bersuara getar dan /s/ tidak bersuara pada kata /horas/. Bunyi vokal /a/ berkombinasi dengan konsonan /n/ bersuara nasal dan /k/ tidak bersuara pada kata /anak/. bunyi vokal /i/ dan bunyi vokal /u/ berkombinasi dengan konsonan /p/ tidak bersuara dan /s/ tidak bersuara pada kata /ipupus/. Paduan bunyi vokal /o/ pada kata pertama menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /a/ pada kata pertama dan kedua menyebabkan bunyi asonansi lancar. Paduan bunyi vokal /i/ pada kata ketiga menyebabkan bunyi asonansi lancar. Untuk lebih jelas hasil analisis bunyi, dibawah ini dicantumkan bentuk-bentuk bunyi vokal dan bunyi konsonan teks umpasa pernikahan II.

TABEL
Bunyi Vokal dan Konsonan

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa asonansi yang paling dominan muncul adalah /a/ yang terdapat pada setiap larik dan diulang sebanyak dua belas kali dalam keseluruhan larik. Formula bunyi vokal /a/ tersebut menghasilkan bunyi efek pengucapan ringan. Hal ini disebabkan bunyi vokal /a/ tidak mengalami hambatan pada alat bicara, sama seperti bunyi vokal-vokal lainnya. Pengulangan vokal /a/ pada teks umpasa pernikahan I juga menimbulkan efek ‘pengingat’ yang sangat terasa pada setiap kata, larik dan keseluruhan larik, yang berpengaruh kepada si penutur dan si penerima tuturan. Artinya dengan pengulangan vokal /a/ pada teks umpasa ini dapat mempermudah proses penghafalan dan proses penciptaan teks umpasa. Selain itu Pengulangan vokal /a/ menggambarkan kegembiraan pihak keluarga menyaksikan anaknya telah menikah.

Aliterasi yang paling sering muncul adalah bunyi konsonan /r/ bersuara getar, /p/ tidak bersuara dan /s/ tidak bersuara. ketiga konsonan ini diulang sebanyak lima kali pada keseluruhan larik. Dominasi konsonan /r/ bersuara getar, /p/ tidak bersuara dan /s/ tidak bersuara menimbulkan efek pengucapan ringan. Pengulangan ini juga memberikan efek pengingat kepada si penutur dan si penerima tuturan, sehingga mempermudah proses penghafalan dan proses penciptaan teks umpasa.

Membaca lebih lengkap, kunjungi Daftar Isi Skripsi

Artikel Terkait (Skripsi)

Posting Komentar untuk "Formula Bunyi Umpasa Pernikahan II"