Kemerosotan dan Kebangkitan Aliran Romantik
Dalam kurun waktu setelah abad pertengahan penghargaan terhadap cerita kesatria sangat merosot dan lambat laun pengertian “romantik” mendapat warna negatif. Di Zaman pencerahan yang sangat menghargai akal budi “Romantik” dihubungkan dengan “berlebihan”, “absurd”, “tidak masuk akal”. Walaupun demikian, pada masa itu, yang merupakan awal mula zaman Romantik. kata Romantik mulai lagi digunakan dalam makna positif. Misalnya suatu pemandangan alam disebut Romantik, dan yang dimaksudkan adalah pemandangan alam yang liar dan angker yang merangsang imazinasi dan menyentuh perasaan pengamatnya.
Menjelang akhir abad, romantik dihubungkan dengan pengertian seperti perasaan, subjektivitas, dan keaslian. Semua pengertian itu berperan dalam perkembangan aliran Romantik. apabila kita mengamati lebih dalam aliran romantik, ini merupakan aliran “modern” pertama.
Romantik bukan hanya aliran baru dalam seni dan sastra, tetapi juga membawa perubahan besar dalam pemikiran, suatu revolusi dalam kesadaran sehingga menggoncangkan kepastian-kepastian yang diletakkan dalam zaman Rasionalisme dan pencerahan. Sejak abad ke-17 yaitu suatu priode yang penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan (Newton, Huygens), orang sungguh-sungguh yakin akan kekuasaan akal budi serta kemungkinan memahami alam semesta dan Tuhan dengan cara yang rasional.
Pada abad ke-18, sedikit-demi sedikit asas-asas yang kaku itu diganti dengan gagasan baru dan nilai baru. Orang (kembali) mulai memperhitungkan unsur-unsur non rasional dalam proses penciptaan, yaitu perasaan imazinasi, keindahan, kejeniusan seniman, serta individual, dan pengungkapan perasaan. Pemutaran haluan dari rasionalisme ke Romantik merupakan proses yang berlangsung lama. Priode inilah yang disebuat dengan praromantik, yang sudah diawali di sekitar tahun 1740 dan sebenarnya mencakup priode yang lebih lama daripada zaman romantik yang sebenarnya, yang dalam sejarah sastra meliputi empat pulu tahun pertama dari abad ke-19. Dapat di simpulkan bahwa Pengertian “berlebihan”, “absurd”, “tidak masuk akal” yang terdahulu adalah bagian dari zaman pra-romantik itu sendiri.
*Hadimadja Aoh K. 1972. Aliran-aliran Klasik, Romantik dan Realisma dalam Kesusastraan: dasar-dasar perkembangannja. Djakarta: Pustaka Jaya.
Sastra Lainnya
Menjelang akhir abad, romantik dihubungkan dengan pengertian seperti perasaan, subjektivitas, dan keaslian. Semua pengertian itu berperan dalam perkembangan aliran Romantik. apabila kita mengamati lebih dalam aliran romantik, ini merupakan aliran “modern” pertama.
Romantik bukan hanya aliran baru dalam seni dan sastra, tetapi juga membawa perubahan besar dalam pemikiran, suatu revolusi dalam kesadaran sehingga menggoncangkan kepastian-kepastian yang diletakkan dalam zaman Rasionalisme dan pencerahan. Sejak abad ke-17 yaitu suatu priode yang penuh dengan penemuan ilmu pengetahuan (Newton, Huygens), orang sungguh-sungguh yakin akan kekuasaan akal budi serta kemungkinan memahami alam semesta dan Tuhan dengan cara yang rasional.
Pada abad ke-18, sedikit-demi sedikit asas-asas yang kaku itu diganti dengan gagasan baru dan nilai baru. Orang (kembali) mulai memperhitungkan unsur-unsur non rasional dalam proses penciptaan, yaitu perasaan imazinasi, keindahan, kejeniusan seniman, serta individual, dan pengungkapan perasaan. Pemutaran haluan dari rasionalisme ke Romantik merupakan proses yang berlangsung lama. Priode inilah yang disebuat dengan praromantik, yang sudah diawali di sekitar tahun 1740 dan sebenarnya mencakup priode yang lebih lama daripada zaman romantik yang sebenarnya, yang dalam sejarah sastra meliputi empat pulu tahun pertama dari abad ke-19. Dapat di simpulkan bahwa Pengertian “berlebihan”, “absurd”, “tidak masuk akal” yang terdahulu adalah bagian dari zaman pra-romantik itu sendiri.
*Hadimadja Aoh K. 1972. Aliran-aliran Klasik, Romantik dan Realisma dalam Kesusastraan: dasar-dasar perkembangannja. Djakarta: Pustaka Jaya.
Sastra Lainnya
oh jadi gitu ya mas,,
BalasHapusmakasih share info'a